Nafsu Syahwat Dan Nafsu Lauamah Dalam Cerpen “Armageddon” Karya Danarto (Sumber: Kritik Sastra oleh Suroso Dkk)



“O, Bonekaku. Perkosalah aku habis-habisan, hingga lumat licin tandas..... 

Cerpen ini termasuk dalam jenis cerpen kontemporer, abstrak,  di mana para tokohnya diberi nama sesuai dengan karakter, dalam artian bukan dengan nama seperti yang lazim kita tahu (bukan Abdullah, Aminah, dsb). Dalam cerpen ini ada empat tokoh yaitu Bekakrak-an, Ibu, Anak, dan Boneka. Ke empat tokoh ini akan kita bahas di kemudian nanti.  Untuk makna leksikal dari kata Armageddon, kenapa ada peran Ibu, Anak , Bekakrak-an, ada juga Boneka, lain waktu pada tulisan selanjutnya akan kita bahas tuntas.
Sekarang yang ingin saya paparkan adalah potongan paling menarik dari perang nafsu yang dikisahkan Danarto dalam cerpen ini. Menurut saya cuplikan cerita ini berisi puncak dari perang nafsu yang tak terperi, nafsu syahwat yang membuncah dan nafsu lauamah dari seorang ibu yang terkalahkan oleh bisikan dari tokoh jahat.
Hal ini secara jelas digambarkan ketika Ibu menuduh Anaknya yang telah merebut pacarnya yaitu Boneka, ia segera mencari bukti2 yang kuat atas tuduhan itu. Kebijaksanaan lahir dari seorang Ibu untuk menempatkan perkara pada porposi yang sebenarnya. Namun, ketika dihasut oleh Bekakrak-an karena Anaknya telah merampas pacarnya,  Ibu tersebut tega memotong kedua kaki dan tangan Anaknya dengan kapak yang diberikan Bekakrak-an. Mendengar tangis kesakitan Anaknya,  Ibu itu menyesal atas perbuatannya. Namun, ketika Bekakrak-an kembali menghasut si Ibu untuk memotong leher Anaknya, sang Ibu terbakar emosi dan memotong leher Anaknya. Penyesalan tentu datang di akhir, Ibu menyesal ketika meliahat kenyataan bahwa darah Anaknyalah yang diincar oleh Bekakrak-an.
Boneka, pacar si Ibu, digambarkan sebagai manusia yang haus syahwat. Sementara Anak digambarkan sebagai anak gadis yang telanjang bulat, berwarna putih pualam, dan dikuasai nafsu syahwatnya. Kedua tokoh ini perlambang nafsu amarah karena sebagai manusia yang masih kuat dipengaruhi nafsu syahwatnya.
Perhatikan kutipan berikut:
“O, Bonekaku. Perkosalah aku habis-habisan, hingga lumat licin tandas. Aku rindu kekurangajaran. Aku rindu kebuasan. Adakah kepuasan melebihi itu? Aku serahkan tubuhku bulat-bulat malam ini dan malam-malam selanjutnya. Remuk redamkan aku hingga aku memperoleh kelezatan yang paling puncak.”

Sungguh nafsu yang membuncah…. (be continue)

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar