halaman sastra


Catatan menuju senja
Perapian musim dingin telah lewat
Beku hanya motif pada lembar catatanku
Semetara pinggirnya berhias kaca pelangi dari mata yang sembab
Hah, nafas kita datar saja

Hampir habis harapan karena takut dahaga

Untung batang memeluk embun
Senyum di ujung pucuk kini menyebar ke selembar
Matamu kenapa mengaca?
Bukankah kupu-kupu telah membungkus madu
Lalu meninggalkannya di peraduanmu
Ataukah musim terlalu gagu?

Lihat aku,
Lihat mataku,
Lihat sakuku.
Tak ada gubuk di sini
Bagaimana aku menampungmu sementara aku penuh
Penuh kekosongan!

Jangan berlari menuju aku, aku bukanlah senja yang satu arah
Diam dan tetaplah di sana, di negeri para kumbang
Abaikan aku yang mengejar bayang malam
Sebab di sanalah arahku
Arah yang tak tentu!


17an yang terenggut

Merah putih itu seperti layu
Hari ini tak ada lunturan dari masa kecil itu
Maafkan detik ini kawan baruku
Tak sempat kau cecap gerak tangan kakiku di aspal abu dulu,
Dengan bibir merekah dipandang ibu.
Maafkan detik ini kawan baruku
Karena kau hanya bisa berbaring di tanah tandus milik moyang kita.
Tapi aku bersamamu,
Esok kita akan gerak jalan bersama,
Meniup terompet dan karnaval di pangkuan ibu.

17 agustus 2010

4 komentar: (+add yours?)

abenk_adventure's mengatakan...

kita hadir di sini sendiri...
begitupun kita pergi..
but.. nice say for u... :)

VheMphyre mengatakan...

ya mas abenk, thanks dh berkunjung di gubuk blog sy..sering2 y..
^_^

safhel mengatakan...

ku tigglkan 1 mutiara hti yg msih brcampur dngan debu jlanan,tuk mengisi kekosongn itu,,trimalh ptuah dri para penjaga mlam agr kmu tdk tersesat di Negeri para Kumbang...

VheMphyre mengatakan...

@safhel: petuah yang indah...
thanks dh kunjungi blog oreee ne..he
sering2lah berkunjung ke blog ini pak..loq ada tulisanx yg mw di posting di blog ne, sila'... call me :)

Posting Komentar